RINNAI RB - 2 EHII Dengan Sensor Temperatur
Excelent....
Mungkin itu yang ada di benakku, saat melihat kompor gas RINNAI RB-2 EHII.
Secara visual, perpaduan antara kompor gas 2 tungku biasa dengan kompor gas free standing.
Gambar Rinnai 2 RB EHB ( Karena RB 2 EHII , sudah tdk nongol di website resmi rinnai, discontinue kali. Tapi hampir sama.
Cara instalasinya di tanam di meja kayu / cor... kebanyakan meja dapur cor, jadi hasilnya betul betul rata dengan meja. Berbeda dengan kompor gas konvensional yang posisiya di atas meja.
Secara estetika memang lebih indah & mudah pembersihannya.
Kesulitannya adalah ketika kita sudah terlanjur membuat meja cor, maka kita harus melobangi ( bhs jawa : ndhedheli ) dan di ukur sesuai ukuran kompor gas.
Atau mungkin memang ditujukan untuk di aplikasikan dengan kitchen set, jadi lebih fleksibel terhadap bentuk meja, warna dan tataletaknya / lay out.
Beralih ke sistem penyalaan... ternyata rinnai untuk pangsa pasar menengah ke atas mengaplikasikan pematik elektrik ( dengan batu batere )
Pematik terintegrasi dengan putaran knop gas dan otomatis sensor panas ( istilah ingrisnya : Flame Failure Safety Device )
Flame Failure Safety Device adalah pengaman kompor gas yang cara kerjanya sebagai berikut : sensor panas di pasang di dekat burner / sumber api, di hubungkan dengan kawat / penghantar panas dan di hubungkan dengan valve solenoid yang terintegrasi dengan pengatur gas utama ( mesin kompor ) dan pematik.
Atau bisa klik disini uuntuk lebih detil
Cara kerjanya : secara sederhana bahwa jika api tersiram tumpahan air / tertiup angin dan api mati, maka sensor akan turun suhunya, dan mengirim perintah ke valve solenoid untuk memblok gas agar tidak terus menerus keluar.
Tujuannya agar gas tidak terus menerus dan terakumulasi di dalam ruangan dapur.
Sebenarnya asal kita memasaknya di tunggu ( tidak di tinggal kemana mana, gak apa apa ) atau kita siasati dengan memasak tidak terlalu penuh agar tidak luber.Dan juga memperhatikan posisi kompor terhadap arah angin, agar tidak tertiup.
Cara penyalaannya pun juga berbeda dengan kompor gas konvensional, yaitu Tekan => putar ke kiri 90' ( akan terdengar suara pematik ti...tik...tik ( tapi bukan bunyi hujan he...he...he )setelah nyala, tidak langsung di lepas / tahan beberapa detik, baru lepaskan. Api akan menyala.
Kenapa tidak boleh langsung di lepas ?
Karena sensor belum cukup panas untuk membuka valve solenoid yang memblok aliran gas. Setelah cukup panas maka valve akan terbuka dengan otomatis.
Kemarin sempat menemui kasus sensor / solenoid tidak berfungsi, sehingga menyebabkan satu tungku kompor tidak bisa di nyalakan ( tekan putar tahan...agak lama tapi tetap tak mau hidup , ketika di lepas, api mati )
Penyebabnya karena solenoid valve selalu pada posisi memblok aliran gas ( karena sensor tidak peka terhadap panas / solenoid rusak )
Untuk langkah penyelesaian sementara adalah memposisikan valve solenoid dalam posisi on / terbuka, caranya dengan menahan spring / pegas pada bagian depan solenoid dengan plastik tebal / laktone kemudian di ikat kable ties.
Sementara kompor bisa di gunakan seperti biasa, hanya bedanya , tanpa pengaman ketika api mati mendadak. Sambil menunggu sparepart di carikan.
Mungkin itu yang ada di benakku, saat melihat kompor gas RINNAI RB-2 EHII.
Secara visual, perpaduan antara kompor gas 2 tungku biasa dengan kompor gas free standing.
Gambar Rinnai 2 RB EHB ( Karena RB 2 EHII , sudah tdk nongol di website resmi rinnai, discontinue kali. Tapi hampir sama.
Cara instalasinya di tanam di meja kayu / cor... kebanyakan meja dapur cor, jadi hasilnya betul betul rata dengan meja. Berbeda dengan kompor gas konvensional yang posisiya di atas meja.
Secara estetika memang lebih indah & mudah pembersihannya.
Kesulitannya adalah ketika kita sudah terlanjur membuat meja cor, maka kita harus melobangi ( bhs jawa : ndhedheli ) dan di ukur sesuai ukuran kompor gas.
Atau mungkin memang ditujukan untuk di aplikasikan dengan kitchen set, jadi lebih fleksibel terhadap bentuk meja, warna dan tataletaknya / lay out.
Beralih ke sistem penyalaan... ternyata rinnai untuk pangsa pasar menengah ke atas mengaplikasikan pematik elektrik ( dengan batu batere )
Pematik terintegrasi dengan putaran knop gas dan otomatis sensor panas ( istilah ingrisnya : Flame Failure Safety Device )
Flame Failure Safety Device adalah pengaman kompor gas yang cara kerjanya sebagai berikut : sensor panas di pasang di dekat burner / sumber api, di hubungkan dengan kawat / penghantar panas dan di hubungkan dengan valve solenoid yang terintegrasi dengan pengatur gas utama ( mesin kompor ) dan pematik.
Atau bisa klik disini uuntuk lebih detil
Cara kerjanya : secara sederhana bahwa jika api tersiram tumpahan air / tertiup angin dan api mati, maka sensor akan turun suhunya, dan mengirim perintah ke valve solenoid untuk memblok gas agar tidak terus menerus keluar.
Tujuannya agar gas tidak terus menerus dan terakumulasi di dalam ruangan dapur.
Sebenarnya asal kita memasaknya di tunggu ( tidak di tinggal kemana mana, gak apa apa ) atau kita siasati dengan memasak tidak terlalu penuh agar tidak luber.Dan juga memperhatikan posisi kompor terhadap arah angin, agar tidak tertiup.
Cara penyalaannya pun juga berbeda dengan kompor gas konvensional, yaitu Tekan => putar ke kiri 90' ( akan terdengar suara pematik ti...tik...tik ( tapi bukan bunyi hujan he...he...he )setelah nyala, tidak langsung di lepas / tahan beberapa detik, baru lepaskan. Api akan menyala.
Kenapa tidak boleh langsung di lepas ?
Karena sensor belum cukup panas untuk membuka valve solenoid yang memblok aliran gas. Setelah cukup panas maka valve akan terbuka dengan otomatis.
Kemarin sempat menemui kasus sensor / solenoid tidak berfungsi, sehingga menyebabkan satu tungku kompor tidak bisa di nyalakan ( tekan putar tahan...agak lama tapi tetap tak mau hidup , ketika di lepas, api mati )
Penyebabnya karena solenoid valve selalu pada posisi memblok aliran gas ( karena sensor tidak peka terhadap panas / solenoid rusak )
Untuk langkah penyelesaian sementara adalah memposisikan valve solenoid dalam posisi on / terbuka, caranya dengan menahan spring / pegas pada bagian depan solenoid dengan plastik tebal / laktone kemudian di ikat kable ties.
Sementara kompor bisa di gunakan seperti biasa, hanya bedanya , tanpa pengaman ketika api mati mendadak. Sambil menunggu sparepart di carikan.
Numpang tanya Gan. Klo kompor gas tanam Rinnai, rata2 saluran gas dari kompor yg dibawah mengarah ke sisi kanan apa kiri ya Gan? Karna lagi mau buat meja dudukan cor dapurnya. Dimana tempat tabung 12 kg akan dibuat lebih tinggi dan tempat letak kompor ditanam lebih rendah. Mohon dibantu ya Gan. Mohon notifikasi juga ke email kaputra@gmail.com trims.
BalasHapusMaaf mau tanya bang, kalau kompor diamante dengan sensor n pemantik 220 v pemantiknya bunyi tik tik trus ,apanya yg eror gan
BalasHapusBiasanya kabel saklar/ pematiknya, menyatu. Bisa karena gigitan tikus, atau panas berlebih. Coba di urut, klw dah ketemu di solasi saja.
HapusI agree that providing readings ahead of time can enrich a discussion. slot gacor
BalasHapusThank you for your comments, Lilian. I agree that providing readings ahead of time can enrich a discussion. https://m.stityamaltangerang.ac.id/
BalasHapusaku ingin memastikan bahwa seompong tidak ada disini bandar togel terpercaya
BalasHapus